Student's Best Results
Final Project AR 800
Stadion Utama Sepakbola Surabaya
Karya: Yuke Wilhelmina
Isi bangunan: hall, lobby, tribun penonton, lapangan sepakbola, ruang pemanasan, ruang fitness, cafe, toko, stand, wartel, ruang fotografer, ruang konferensi pers, kantor pengelola, dan area service.
Bangunan ini dirancang sebagai landmark mayor bagi kawasan sekitarnya dengan ruang luar yang menciptakan linkage antara stadion dengan fasilitas-fasilitas rekreasi alam terbuka di sekitarnya. Masalah utama dalam perancangan tapak yang harus dipikirkan adalah sirkulasi kendaraan, terutama pada waktu selesainya pertandingan karena dapat menimbulkan kemacetan. Untuk itu persimpangan-persimpangan jalan dalam site diantisipasi dengan jalan-jalan layang sehingga arus kendaraan masuk dan keluar dapat dipisahkan, serta dapat dibuat jalur tersendiri untuk drop-in penumpang. Linkage dengan lingkungan sekitar diciptakan dengan jembatan-jembatan penyeberangan yang menghubungkan stadion utama dengan stadion-stadion di sekitarnya.
Ide Bentuk dan Struktur
Stadion didesain dengan mengambil ide bentuk struktur bangunan nusantara, yaitu lumbung padi Toraja yang memiliki kantilever cukup panjang mengingat materialnya dari kayu. Secara proporsional dimensi bagian penopang pada struktur bangunan Toraja ini cukup kecil dibanding bentang kantilevernya. Selain itu kantilever Toraja berbeda dengan kantilever pada umumnya sehingga diharapkan dapat memicu ide struktur stadion yang unik.
Penggunaan kantilever ini juga sesuai dengan iklim tropis, karena dapat menciptakan pembayangan, tidak menghalangi view, serta baik untuk penghawaan alami. Untuk menerapkan konsep ini ke dalam bangunan dilakukan studi pengukuran altitude dan azimuth matahari selama waktu-waktu pertandingan serta pengujian aliran angin dalam penciptaan elemen selubung bangunan.
Struktur dan Konstruksi Atap
Struktur atap terinspirasi dari struktur "longa" pada atap bangunan Toraja, yaitu bagian ujung yang menjorok keluar dan menjulang ke atas membentuk kantilever seperti tanduk kerbau. Keistimewaan struktur longa adalah kemampuannya untuk terbentang cukup panjang sebagai kantilever, dengan menggunakan material kayu yang terdiri dari beberapa balok yang disusun berjenjang makin atas makin menjorok keluar. Dari uji coba perhitungan kasar terlihat bahwa sistem kantilever berjenjang ini jauh lebih kaku dan besarnya momen maksimal pun bisa lebih kecil bila dibandingkan dengan kantilever batang tunggal, sehingga total berat konstruksi lebih kecil.
Oleh karena bentang kantilever pada stadion ini sangat panjang, maka dipilih material baja sebagai material konstruksi atapnya, dengan tetap mengadopsi sistem struktur kantilever longa. Kalau pada longa digunakan balok-balok tunggal kayu yang disusun berjenjang, maka pada stadion ini digunakan "balok-balok"-space truss yang punya kekakuan besar sehingga memungkinkan terbentang sangat panjang, dan disusun berjenjang seperti pada struktur longa. Bentuk "balok-balok"-space truss tersebut disesuaikan dengan bentuk bidang momen yang bekerja pada tiap "balok" tersebut.
Batang-batang pada "balok-balok"-space truss merupakan batang yang menerima gaya normal (aksial): ada yang tekan, ada yang tarik. Batang tekan lemah terhadap gejala tekuk (knik), sedangkan batang tarik tidak mengalami gejala tekuk, kekakuan batang tekan sangat menentukan ketahanan batang terhadap tekuk. Kekakuan batang dipengaruhi oleh besarnya momen inersia (second moment) penampang batang, elastisitas modulus, dan panjang-tekuk batang. Bentuk penampang melintang batang yang mempunyai momen inertia paling merata khususnya terhadap gejala tekuk adalah bentuk lingkaran, dengan pertimbangan ini dipilih pipa baja sebagai material space truss tersebut.
Hasil akhir menunjukkan sistem struktur longa yang sudah berubah wajah, walaupun hakikat kantilever berjenjang longa tetap dipertahankan. Diharapkan hal ini dapat memperkaya struktur dan bentuk pada arsitektur.
Siklus Desain
Desain ini memanfaatkan Struktur sebagai pemicu ide untuk menciptakan struktur yang baru dengan memperhitungkan mekanika gaya.
sumber:labstruktur.petra.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar